Sabtu, 18 Juni 2016

ANALISIS KESULITAN PERKEMBANGAN DAN BELAJAR PESERTA DIDIK


A.           Latar Belakang
Sebagai mahasiswa program studi PGSD, kita di harapkan mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar. prinsip-prinsip belajar pada unit 1 perlu diketahui oleh para guru agar setelah mengalami proses belajar siswa mengalami perubahan tingkah laku yag relatif menetap.

B.            Rumusan Masalah
1.    Jelaskan pengertian belajar menurut para ahli?
2.     Sebutkan prinsip-prinsip belajar ?
3.    Sebutkan aliran psikologi belajar ?
                
C.            Tujuan Penulisan
1.    Agar kita mengerti apa yang dimaksud dengan belajar.
2.    Agar kita tahu prinsip-prinsip belajar.
3.    Agar kita tahu menjelaskan aliran psikologi belajar.








BAB II
Pembahasan
A.           Pengertian Belajar
1.    Pengertian belajar menurut para ahli
a.              Menurut  Edward Walter
Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Contoh. Anti kesulitan dan ketakutan belajar matematika, padahal kakaknya anto pandai belajar matematika. Menurut Edwart walter belajar matematika memerlukan latihan-latihan yang berulang kali. Latihan-latihan yang intensif bagi siswa SD akan lebih mudah mempelajari simbol-simbol matematika. Ungkapan guru SD harus memotivasi anak agar mau melatih diri belajar matematika, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif yang mengakibatkan anak menjadi cemas, bahkan ketakutan belajar matematika.
b.             Clifford T. Morgan
Menurut morgan belajar merupakan perubahan tingkahlaku karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda. Contohnya, apabila anti ketakutan belajar matematika, maka ia akan menganggap bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit. Namun bila anti belajar matematika dalam situasi yang menyenangkan (kegiatan berupa games) anti akan belajar matematika dengan menyenangkan pula. Belajar sambil bermain akan merubah perilaku seperti yang dialami Anti. Pengalaman mempelajari matematika dengan kegiatan games akan menumbuhkan motivasi belajar.
c.              Woodword
Pakar ini mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanen, akibat interaksi lingkungan. Contoh, bila anti belajar di sekolah dan di rumah dengan berbagai macam media, maka ketakutan anti akan berkurang. Para guru di sekolah dasar bersama keluarga hendaknya memberi dorongan yany positif, agar siswa SD berbesar hati membangun kepercayaan diri pada saat mempelajari simbol-simbol matematika.
d.             Crow and crow
Menurut  crow and crow, belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Contoh, pada umumnya anak usia SD yang tinggal di Jakarta, pola belajarnya akan berkembang sesuai dengan kemampuan teknologi computer kid yang digunakan. Penggunaan media tersebut dapat berdampak positif untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan sikap perilaku anak SD. Teknologi modern memperkaya anak sehingga banyak mengalami perubahan dalam proses belajar.
e.              Menurut pakar- pakar yang lain
belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Selain itu, belajar merupakan perubahan secara fisik maupun motorik. Belajar juga merupakan perubahan yang menekankan aspek-aspek rohani. Contoh, saat anti belajar menari bearti ia memiliki pengetahuan tentang gerak gerik menari, dan secara motorik anti belajar menari dengan lemah gemulai. Pada saat Anti menari di pentas, Anti merasakan kesenangan batiniah (aspek rohaniah). Bila pentas tari di sekolah mendapatkan penghargaan, maka hal itu memicu Anti belajar lebih giat.
Di dalam belajar, terdapat tiga ranah yang  satu dengan      yang lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Ketiganya ialah:
1.    Kognitif (proses berfikir )
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
a.    Pengetahuan (knowledge)
mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b.   Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
c.    Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
d.   Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
e.    Sintesa (evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
f.    Evaluasi (evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.
2.    Afektif (Nilai atau Sikap)
Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a.    Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b.    Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c.    Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d.   Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e.    Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
     Variable-variabel di atas juga telah memberikan kejelasan bagi proses pemahaman taksonomi afektif ini, berlangsungnya proses afektif adalah akibat perjalanan kognitif terlebih dahulu seperti pernah diungkapkan bahwa:
     “Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengatahuan yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok atau orang hubungan kita dengan mereka pasti di dasarkan pada informasi yanag kita peroleh tentang sifat-sifat mereka.”
Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat kognitif dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi afektif dalam dunia psikologi pengajaran adalah sangat urgen untuk dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya.
3.    Psikomotorik (Keterampilan)
Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. yang berhubungan dengan motorik kasar seperti melempar, menangkap, dan menendang, juga motorik halus seperti menulis dan menggambar.
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a.    Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b.    Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c.    Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d.   Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e.    Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
          Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa domain psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini.
          Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
1.   Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan pada mereka?
2.   Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?
3.   Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari?
          Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Ranah kognitif (cognitive domain). Guru –guru SD perlu melatih ke tiga ranah tersebut selama proses belajar mengajar berlangsung dengan memperhatikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar.
B.            Prinsip-Prinsip Belajar
1.             Tujuan yang terarah;
2.             Motivasi yang kuat;
3.             Bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan;
4.             Cara belajar dengan pemahaman;
5.             Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan;
6.             Teknik-teknik belajar;
7.             Diskusi serta pemecahan masalah; serta
8.             Mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
            Anak SD pergi kesekolah bukan karena terpaksa, melainkan karena suatu kebutuhan. Oleh karena itu, orang tua dan guru hendaknya tidak memaksa anak agar belajar di SD, melainkan mengarahkan anak bahwa belajar adalah suatu kebutuhan, serta membangun motivasi diri yang kuat bahwa dengan belajar di SD berarti mempersiapkan hidup untuk masa depan. Apabila anak mengalami hambatan dan rintangan anak akan memperoleh bimbingan dari guru, sehingga apa yang dipelajari dapat dipahami dengan mudah. Hubungan yang positif dan dinamis antara guru dan orang tua memungkinkan anak belajar secara aktif.  
  Proses belajar memerlukan teknik-teknik yang bervariasi. Latihan dan ulangan dapat memperkaya anak untuk belajar. Dengan metode diskusi untuk pemecahan masalah siswa SD belajar berani mengemukakan pendapat. keberhasilan anak SD belajar berani mengemukakan pendapat. Keberhasilan anak SD dalam belajar mempermudah anak untuk mempelajari berbagai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Anak SD yang mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena:
1.             Belajar tanpa adana tujuan yang jelas;
2.             Belajar tanpa rencana, hanya insidental (misalnya kalau ada ujian atau ulangan saja);
3.             Hanya menghafal tanpa mengalami;
4.             Tidak dikaitkan dengan pengalaman;
5.             Tidak dikitkan dengan pengelolaan waktu belajar; serta
6.             Tidak menggunakan alat bantu, atau referensi yang utuh (buku-buku/internet).
                                                         
C.            Aliran Psikologi Belajar
Secara garis besar, terdapat tiga aliran psikologo yang membahas tentang belajar. Ketiganya ialah psikologi behavioristik , psikologi humanistik, dan psikologi kognitif.    
1.    Aliran psikologis behavioristik
Menurut aliran ini, hasil belajar mampu merubah perilaku anak. Jika anak SD merasa senang belajar berarti anda berhasil menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Tokoh-tokoh aliran antara lain: Pavlov, Watson, Gatrie, Skiner. Mengkondisikan belajar dapat  dilakukan apabila proses belajar anak tersebut berhasil. Anak dapat diberi rewart dalam bentuk hadiah dan pujian.
2.    Aliran psikologi Humanistik
Aliran ini sangat menekan aliran inisiatif siswa sebagai pribadi yang diberi kebebasan untuk memotivasi diri dalam proses belajar. Aliran ini tidak memaksa anak untuk belajar. Tokoh aliran ini antara lain: Bandura dan ericson.
3.    Aliran psikologi kognitif
Aliran ini berpendapat anak akan belajar secara aktif apabila menerima rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Setelah stimulus (rangsangan) diterima reseptor, rangsangan tersebut akan diorganisasikan atau di elaborasikan untuk disimpan jangka panjang (long term memory) disingkat MJP. Contoh anak SD bisa menyebutkan kembali tanggal kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah ia pelajari, ia pun menyimpan tanggal tersebut dalam ingatan jangka panjang. Apabila tanggal tersebut tidak diingat berarti proses penyimpanan stimulus di MJP tidak tersimpan dengan baik, atau mungkin lupa. Contoh aliran ini ialah piaget
Ada beberapa cara untuk membangkitkan belajar siswa SD, yakni:
a.    Memadukan motif- motif kuat yang sudah ada, melalui kegiatan bermain atau bereksperimen.
b.    Memperjelas tujuan yang akan dipakai.
c.    Merumuskan tujuan-tujuan sementara.
d.   Merangsang pencapaian kegiatan.
e.    Membuat situasi persaingan diantara murid-murid.
f.     Membuat persaingan dengan diri sendiri.
g.    Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai.
h.    Memberika contoh-contoh yang positif.
     Setelah mempelajari cara-cara membangkitkan motivasi belajar,  berikut tenteng beberapa hukum belajar, yaitu:hukum kesamaan, hukum penuh makna, hukum keterdekatan,hukum ketertutupan,hukum kontinyuitas

BAB III
Penutup

                                          
A.           Kesimpulan
Belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Selain itu, belajar merupakan perubahan secara fisik maupun motorik. Belajar juga merupakan perubahan yang menekankan aspek-aspek rohani. Di dalam belajar, terdapat tiga ranah yang  satu dengan yang lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Ketiganya ialah kognitip, afektif dan psikomotorik, Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. proses belajar mengajar berlangsung dengan memperhatikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar yaitu: tujuan yang terarah,motivasi yang kuat,bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan,cara belajar dengan pemahaman,Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan,teknik-teknik belajar,diskusi serta pemecahan masalah,serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari. Secara garis besar, terdapat tiga aliran psikologo yang membahas tentang belajar. Ketiganya ialah psikologi behavioristik , psikologi humanistik, dn psikologi kognitif.   

         





Daftar Pustaka


Kurnia Ingridwati,Dkk; ; 2007; Perkembangan Belajar Peserta Didik;Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi; DEPARTMEN PENDIDIIKAN NASIONAL 2007; Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar