Kamis, 14 Juli 2016

Motivasi Agar Semangat Belajar

Cara Memotivasi Agar Semangat Belajar



A.           Dari Diri Sendiri
1.             Bergaul Dengan Orang Yang Rajin Belajar

Jika kita bergaul dengan orang yang rajin belajar, semangat belajar kita akan naik . Melihat dia belajar, masa kita tidak ? , hal tersebut akan memacu kita untuk lebih dan lebih rajin lagi untuk belajar .

2.             Tuliskan Kata-Kata Motivasi Di Kamarmu/ Dikaca Kamarmu

   Tempel kata-kata motivasi dan juga buat target jangaka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Yakinlah bahwa kata-kata motivasi dan tulisan target kita tersebut akan selalu menumbuhkan niat dan tekat kita untuk belajar . Tulislah yang besar dengan hiaslah sesuai dengan selera kalian . Tempel di tempat yang sekiranya sering di lihat. contoh:





3.             Hargai  Waktu
Time Lost can't be found again "Waktu yang hilang tak dapat ditemukan kembali" . Pernahkah anda mendengar/membaca kata-kata tersebut ? Saya membacanya di Sekolah SMA saya setiap saya berangkat sekolah , lebih tepatnya letaknya berada di atas koridor .

                          Waktu itu penting, jangan pernah sia-siakan waktumu untuk bermalas-malasan . Gunakan waktumu semaksimal mungkin. Kalaupun anda sering insomnia, ikuti kata-kata bang Rhoma Irama "Begadang jangan begadang , kalau tak ada artinya . Begadang boleh saja kalau ada perlunya" . Jadi, dari pada begadan yang tidak ada manfaatnya lebih baik istirahatkan badan . Jikalau anda begadanga, cobalah untuk membaca buku, saya tahu ini sulit , tapi apa salahnya mencoba, tidak ada yang sia-sia di dunia ini .

                                                                                        
B.            Dari Orang Tua Dan Guru   
1.             Kenali Anak

Banyak orangtua yang bertanya dalam pikiran mereka sendiri:
Mengapa anak saya tidak peduli dengan masa depannya?
Mengapa mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal?
Mengapa mereka tidak mau mendengarkan walupun sudah diingatkan berkali-kali?
Mengapa anak saya membiarkan dirinya dipengaruhi oleh teman-temannya dengan hal-hal negatif yang tidak berguna?
Nah pertanyaan utama, “Bagaimana cara memahami perilaku dan pemikiran mereka?”
Jawabanya adalah emosi mereka. Emosi sangat mempengaruhi logika berpikir anak-anak dan remaja. Mereka jauh lebih banyak di dorong oleh perasaan daripada pemikkiran meresa. Jikia kita tidak mengetahui hal ini, maka sia-sia upaya kita memberi nasihat mereka seharian. Mengisi pikiran mereka dengan nasihat positif, menjadikan  diri kita motivatordi depan mereka tidak akan berhasil. Justru akan membuat anak bertambah tidak ingin belajar. Komentar apapun yang kita ucapkan tak akan mempengaruhi dia kalau kita tidak mengenali perasaannya.
2.             Kenali Tipe Belajar

   Mengetahui tipe belajar siswa membantu guru/orang tua untuk dapat mendekati semua atau hampir semua anak hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa. Berikut beberapa tipe belajar.
a.             Tipe Belajar Visual
                             Bagi siswa bertipe visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan . metode, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggunakannya di papan tulis.
                             Ciri-ciri tipe belajar visual: berbicara agak cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaian / presentasi, Tidak mudah terganggu oleh keributan, Lebih suka membaca daripada dibacakan, Pembaca cepat dan tekun, Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata, Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato, Lebih suka musik daripada seni, Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan seringkali meminta bantuan orang untuk mengulanginya, Mengingat dengan Asosiasi Visual.
b.            Tipe Belajar Auditif
                             Siswa yang bertipe audif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Untuk itu, guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Karena akan sia-sialah guru yang menerangkan kepada siswa tuli, walaupun guru tersebut menerangkan dengan lantang, jelas dan intonasi yang tepat.
                             Ciri-ciri tipe belajar auditif: Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri, Penampilan rapi, Mudah terganggu oleh keributan, Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, Senang membaca dengan keras dan mendengarkan, Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, Biasanya ia pembicara yang fasih,Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, Berbicara dalam irama yang terpola, Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara.

c.             Tipe Belajar Kinestetik
                 Siswa dengan bertipe belajar kinestetik belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
                 Ciri tipe belajar kinestetik: Berbicara perlahan, Penampilan rapi, Tidak terlalu mudah tergagngu dengan situasi keributan, Belajar melalui memanipulasi dan praktik, Menghafal dengan cara berjalan dan melihat, Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, Menyukai permainan yang menyibukkan, Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memeng pernah berada di tempat itu, Menyentuh oarang untuk mendapatkan perhatian mereka, Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
d.            Tipe Belajar Taktik
                             Taktik artinya rabaan atau sentuhan. Siswa seperti ini penyerapan hasil pendidikannya melalui alat peraba, yaitu tangan atau kulit
                             Contoh : mengatur ruangan ibadah, menentukan buah-buahan yang rusak (busuk).
e.             Tipe Belajar Olfaktoris
                 Keberhasilan siswa yang bertipe olfaktoris tergantung pada alat indra pencium. Siswa tergantung pada alat indra pencium. Tipe siswa ini akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan. Siswa tipe ini akan cocok apabila bekerja di laboratorium.
f.              Tipe Belajar Gustativa
                             Siswa yang bertipe gustative (kemampuan mencicipi) adalah mereka yang mencirikan belajarnya lebih mengandalkan kecakapan lidah. Mereka akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya melalui indra kecapnya.
g.             Tipe Belajar Kombinatif
                             Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat indra. Ia dapat menerima pelajaran dengan mata dan telinga, sekaligus ketika belajar.
                             Dikarenakan begitu beragamnya tipe belajar siswa, maka sebagai pendidik hendaknya mengenali betul anak didiknya. Selain itu, pendidik pun hendaknya memiliki berbagai metode mengajar agar siswa dapat menerima atau mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya dengan seefektif dan seefisien mungkin.
3.             Memberikan dukungan

                           Dukungan orangtua sangat diperlukan anak. Contohnya, saat anak mendapat nilai jelek waktu ulangan,Anda tidak boleh langsung memarahinya. Sebaiknya tanyakan pada anak kenapa bisa dapat nilai jelek, kemudian beri jalan keluar.
4.             Tanyakan Tentang Sekolahnya

Ketika anak pulang sekolah, cobalah bertanya kepadanya. Misalnya: halo sayang, apa saja yang membuat hati bahagia disekolah har ini? Dengan pertanyaan seperti ini otomatis otak anak akan berfikir dan mencari hal-hal yang dialami dan menyenangkan disekolah tadi. Ini secara tidak langsung akan memberitahukan kepada anak anda bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
5.             Belajar sambil bermain

                           Setiap orang pasti punya cara sendiri untuk belajar. Namun untuk anak,Anda yang harus menerapkan cara belajar yang efektif untuk anak. Misalnya saja belajar bahasa inggris, Anda bisa mengajarkannya melalui film kartun atau lagu anak-anak yang menggunakan bahasa inggris.
6.             Jelaskan Manfaat Belajar Pada Anak


                           Jelaskan pada anak anda tentang manfaat dari pelajaran yang ia pelajari, terutama yang sesuai minat anak tersebut. Misalnya dengan belajar perkalian, maka pada saat liburan naik kelas nanti kamu bisa harga mainan yang kamu beli dimall dengan tempat lain.
7.             Disiplinkan Jam Belajar


                           Anda harus membuat aturan yang disepakati oleh anak. Misalnya, belajar 1 jam pada sore hari sebelum bermain dan malam hari sebelum tidur. Tetap beri kebebasan pada anak untuk bermain, nonton TV, makan dan istirahat. Dengan sendirinya anak akan terbiasa dengan apa yang harus dia lakukan pada jam-jam tersebut.
8.             Jadilah Contoh Yang Baik

                           Agar anak rajin belajar, Anda harus memberinya contoh yang baik bagi anak. Saat anak sedang belajar sebaiknya Anda tetap disampingnya sambil membaca buku atau majalah. Jangan sampai anak sedang belajar justru Anda asyik nonton TV.
9.             Berikan Jeda Dalam Belajar

                           Beri waktu istirahat misalnya 20 menit pada saat  belajar  ini akan efektif dari pada anak belajar terus menerus selama satu jam tanpa istirahat sama sekali. Didalam sebuah penelitian menunjukan bahwa seorang anak hanya dapat berkonsentrasi penuh sekitar 20 menit
10.         Berikan Hadiah Atas Keberhasilannya Dan Jika Ia Gagal Maafkan Dan Beri Ia Dukungan

                           Saat anak mendapatkan prestasi disekolahnya jangan sungkan untuk memujinya. Sekecil apapun keberhasilan yang diraihnya itu. Jika perlu Anda juga bisa mengajaknya makan bersama makanan kesukaannya untuk merayakan keberhasilannya. Dari situ anak bisa termotivasi untuk terus belajar lagi dan lagi.

          Jika ia gagal anda harus meluangkan waktu untuk berdiskusi dengannya dengan lembut dan peuh kasih sayang, tanyakan padanya kenapa dia bisa mendapatkan nilai jelek, dan berikan motivasinya

DAFTAR PUSTAKA


                                                                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar