Pintu-pintu
gerbang telah mempertontonkan wajahnya
tapi
Jiwa-jiwa
pemuda terlantar tersayat kantong beban
Teriakan
batu besar tergelintir karna cuaca
Palu-palu
itu mencetak perintah pemerintah
Anak-anak
tak bersaku mati rasa
Lantaran
sepasang alas dan kuas tak terbeli
Imajinasi
menjadi serdadu sembilu
Saraf-saraf
bergerak tak berpengharapan
Hilang
karna genangan lumpur lapindo dari Ayah kuasa
Biarpun
jantung-jantung ini telah keluar
Takkan
ada penutupnya
Bilur-bilur
ini seakan membunuh pemiliknya
Petir-petir
ganas menghalau pengharapan
Memang
ada pancuran-pancuran dari mereka
dan
Anak
konglomerat memuaskan hasratnya
Dua
roda yang berputar tak sama dengan dua kaki yang melangkah
Tapi
di samakan
Bangku
itu seakan terbuat dari emas dan berlian
Terpijak
prajurit-prajurit pilihan
dengan
goresan dan mimik pemahat jalan lama
Karya:
Anjelina Wahyuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar